Pupuk Bio-Organik HERBAFARM, Lampung Tengah

Gd. Apotek Marissa Lt. 3
Jl. Proklamator Raya no. 72 Bandar Jaya - Lamteng
Contact IMamMU Ph. 081572937393 email herbafarm.sidomuncul@gmail.com
Kembali ke Herbafarm

Selasa, 18 Mei 2010

Cara Pemakaian dan Menghitung Kebutuhan Kompos

Cara pemakaian kompos, sebaiknya disesuaikan dengan keadaan jenis tanah dan kandungan C organik dalam tanah tersebut, disamping juga harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenis tanaman.

Tiap-tiap tanaman memerlukan kandungan bahan organik yang berbeda-beda. Tanaman sayuran apabila tidak dipupuk dengan pupuk organik sama sekali pertumbuhannya tidak akan sebaik tanaman yang mendapat pupuk organik.

Tanaman bunga seperti antara lain Azalea atau Anthurium, pertumbuhannya akan sangat baik pada media yang 100 persen terdiri dari bahan organik. Apabila medianya tercampur dengan tanah, pertumbuhannya kurang optimal. Beberapa tanaman lainnya akan tumbuh dengan baik apabila kompos ditambah dengan tanah dengan perbandingan 1:1. Disamping itu ada juga tanaman yang menghendaki kompos dicampur dengan tanah dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1.

Sementara itu tiap-tiap jenis tanah memiliki keadaan kesetimbangan kandungan bahan organik sendiri-sendiri. Pada tanah-tanah abu vulkanik (Andisol) seperti tanah di Lembang, kandungan C organik tanah (ideal), tidak akan sama dengan kandungan C organik tanah (ideal) pada jenis tanah Inseptisol di Banjaran, misalnya.

Sehingga jumlah pemberian pupuk organik pada tiap tanaman dan pada berbagai jenis tanah tidak akan sama.
Untuk menentukan tingkat kandungan C organik dalam tanah, harus dilakukan dengan analisa laboratorium.
Untuk mengetahui berapa kebutuhan pupuk C organik, dapat dilakukan dengan cara mempergunakan rumus sbb:

Kebutuhan Kompos (C organik) = C organik Tanah x 1.724 x 20 cm x 10.000 m2

C organik tanah = ditentukan berdasarkan hasil analisa tanah di laboratorium
1.724: konstanta
20 cm: kedalaman lapisan olah tanah
10.000 m2: Luas areal

Sebagai ilustrasi, apabila hasil analisa laboratorium tanah diketahui kandungan C organik tanah di suatu tempat adalah 2.56 %, Maka menghitung kandungan C organik tanah dalam lapisan olah (20 cm) seluas 1 ha adalah:

Kandungan C organik lapisan olah tanah adalah = 2.56 x 1,724 x 20 x 10.000 = 8.800 kg /ha = 8.8 ton / ha

Sementara itu ada juga yang mengelompokan tingkat kandungan bahan organik tanah secara umum, seperti dapat dilihat pada tabel berikut:

Kandungan Organik(% Berat Tanah)

Metoda Welkley – Black

Tingkat Setara DenganTon / ha
> 20 Sangat Tinggi > 68.9
10 – 20 Tinggi 34.48 – 68.9

4 – 10

Sedang

13.79 – 34.48

2 - 4

Rendah

4.34 – 13.79

<>

Sangat Rendah

<>



Sumber: Metson (1961) dalam Brooker Tropical Soil Manual 1984

Dengan demikian rekomendasi pemberian pupuk organik dilakukan berdasarkan kekurangan kandungan C organik dalam tanah. Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan bahwa bila berdasarkan analisa laboratorium tanah, kandungan C organik tanah adalah 2.56 % setara dengan 8.8 ton / ha, maka berdasarkan keadaan tingkat kesuburan C organik tanah, kandungan organik tanah berada pada tingkat rendah.

Berapa persisnya kebutuhan pupuk Organik, adalah sangat tergantung kepada jenis tanah dan jenis tanaman. Keadaan ini baru akan diketahui dengan lebih akurat apabila dilakukan pengujian lapangan. Tetapi dengan bantuan panduan tingkat kesuburan tanah pada tabel 5 di atas, dapat diketahui secara umum bahwa untuk mencapai tingkat kesuburan C organik tanah sedang, yaitu 13.79 s/d 34.48 ton / ha, maka diperlukan penambahan pupuk organik sebesar = (13.79 s/d 34.48 ) – 8.8 ton = 4.99 s/d 25.4 ton /ha.

- SELESAI -

http://manglayang.blogsome.com/dardjat-kardin-teknologi-kompos/12-cara-pemakaian-dan-menghitung-kebutuhan-kompos/

Jumat, 02 April 2010

Kompos Jerami

Saat ini petani cenderung memilih menggunakan pupuk kimia daripada menggunakan pupuk organic. Akibatnya kandungan bahan organik tanah berkurang, kesuburan tanah menurun, hasil panen terus menurun. Salah satu cara untuk mengembalikan kondisi kesuburan tanah seperti semula adalah dengan menambahkan kompos ke tanah pertanian dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.


Manfaat Kompos
memperbaiki sifat fisik tanah
Memperbaiki sifat kimia tanah
Meningkatkan aktivitas mikroba/biologi tanah
Mengurangi penggunaan pupuk kimia

Waktu dan tempat pengomposan

Kompos jerami dibuat sesaat setelah panen atau sebelum penyemaian benih. Kompos dibuat di sawah dimana jerami tersebut diambil. Pilih tempat yang mudah mendapatkan air dan mudah untuk aplikasi kompos

Aktivator pengomposan

Aktivator pengomposan yang digunakan adalah Herbafarm-Bio Organik, produksi dari PT SidoMuncul. Berbahan aktif mikroba unggul untuk mempercepat pengomposan, meningkatkan kualitas kompos, dan sebagai biofertilizer.

Bahan-bahan yang dibutuhkan :

  • Jerami sisa panen
  • Seresah rumput atau gulma
  • Kotoran ternak jika ada
  • Air secukupnya

Alat yang dibutuhkan

  • Cetakan dari bambu
  • Sabit
  • Drum/bak untuk tempat air
  • Sekop garpu
  • Gembor atau gayung
  • Tali
  • Plastic hitam secukupnya

Cara membuat kompos jerami

  1. Persiapan activator yaitu larutkan Herbafarm-Bio Organik 10ml per 1 liter air dan bahan jerami

  2. siapkan cetakan bambu

  3. masukkan jerami lapis demi lapis. Satu lapis kurang lebih 1/5 bagian jerami

  4. siarmkan larutan Herbafarm-Bio organik pada setiap lapis secara merata

  5. padatkan setiap lapisan jerami dengan cara diinjak-injak
  6. setelah cetakan penuh, buka cetakan bambu

  7. tutup tumpukan jerami dengan plastik hitam
  8. ikat plastik dengan tali. Beri pemberat pada bagian atas plastik


  9. tumpukan jerami dibiarkan selama 2-4 minggu

pengamatan

setelah inkubasi dua minggu, lakukan pengamatan hingga ke bagian dalam tumpukan. Buka plastik penutup dan amati tumpukan jerami tersebut. Pengomposan berjalan baik apabila terjadi penurunan tinggi tumpukan, jika dipegang terasa panas tida berbau menyengat, tidak kering, jerami mulai melunak.

Lakukan hal-hal berikut

Apabila tumpukan tidk panas dan jerami kering, maka tambahkan air secukupnya. Apabila berbau menyengat dan tumpukan ter;lalu basah, maka tancapkan bambu yang telah dilobangi menambah aerasi. Juka perlu dilakukan pembalikan

Panen

Kompos dipanen apabila telah cukup matang. Ciri kompos yang telah matang berwarma coklat kehitam hitaman, lunak dan mudah dhancurkan, suhu tumpukan sudah mendekati suhu awal pengomposan, tidak berbau menyengat, dan volume menyusut hingga kurang lebih setengahnya.




Aplikasi

Komps diaplikasikan di ntempat asal jerami tersebut. Kompos digunakan sebagai pupuk dasar, dan jika perlu pada saat pemupukan susulan 1

Kompos disebarkan diantara barisan-barisan padi secara merata




Selasa, 30 Maret 2010

Salam Organik

GO ORGANIK......!!
Hijaulah Negeriku……Suburlah Tanahku……..Makmurlah Bangsaku….